PENGENALAN
Didalam
Pabrik Kelapa Sawit, yang disebut bahan mentah Tandan Buah Segar atau sering
kita sebut FFB. Tanaman Kelapa Sawit
(Elaeis Guinensis Jacq) adalah
jenis tanaman Palma yang berasal dari Benua Afrika dan cocok ditanam di
daerah tropis serta sudah berkembang secara meluas di Asia Tenggara dan Amerika
Selatan, termasuk di Kalimantan Tengah seperti PT. SSS ini. Pabrik Kelapa Sawit
( PKS ) adalah departement manufacturing yang beroperasi mengolah Tandan Buah
Segar ( TBS ) yang akan menghasilkan Crude Palm Oil dan Palm Kernel.
Pada
pengolahan TBS di PKS memiliki beberapa stasiun yang satu sama lainnya saling
berkaitan dan saling ketergantungan. Bila pada process pada bagian awal terjadi
hambatan maka process selanjutnya akan mengalami hambatan. Demikian pula bila
process bagian akhir mengalami hambatan maka process pada bagian awal akan
mengalami gangguan pula.
Karena
saling ketergantungan ini, maka setiap stasiun harus beroperasi dengan maksimal
sesuai dengan ketentuan dan kapasitas yang terpasang. Bila hal ini tidak dapat
terlaksana dengan baik, maka hal ini sangat berpengaruh terhadap jam kerja
pabrik dan akan mengakibatkan tidak tercapainya kapasitas olah pabrik (
Throughput ), dan kehilangan produksi ( Losses ) menjadi meningkat.
Beberapa
contoh stasiun-stasiun pada pabrik kelapa sawit antara lain, stasiun Loading
ramp, stasiun Sterilizer ( Perebusan ), stasiun Tipper, stasiun Thressing,
station Pressing, Nut plant, station Clarification dan stasiun - stasiun
lainnya.
A. Tujuan Materi Training
Memberikan
pemahaman tentang kwalitas dan kwantitas hasil olah pabrik, sehingga angka
produktivitas dapat lebih ditingkatkan.
B. Harapan
1.
Dari pemahaman yang telah didapat, Departemen
laboratory adalah departemen yang paling bertanggung jawab atas baik buruknya
hasil olah suatu pabrik.
2.
Departemen laboratory bukan hanya menganalisa
hasil olah, tetapi harus juga
menganalisa masalah yang berkaitan dengan kwalitas dan kwantitas hasil olah
suatu pabrik yang tidak sesuai dengan standart yang ditentukan.
3.
Personil laboratory sesegera mungkin
mengkomunikasikan hasil analisa kepada pihak proses, dan ikut serta langsung
dengan pihak terkait untuk menyelesaikan permasalahan mutu dan jumlah hasil
olah sehingga masalah tersebut tidak berkepanjangan.
“ STASIUN
LOADING RAMP “
Loading ramp berfungsi sebagai tempat penampungan TBS
sekaligus sebagai tempat pengisian buah kedalam lorry.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada station
loading ramp :
Ø Buah
yang diisikan kedalam lorry adalah buah
yang diterima lebih dulu ( FIFO
).
Ø Pada
saat pengisian lorry, tidak dibenarkan bila level buah melebihi ketinggian
lorry tersebut, sebab bila level buah melebihi ketinngian lorry maka akan
terjadi beberapa masalah seperti berikut ini:
ü Buah
tumpah karena tersangkut pada steam spreader sehingga mengakibatkan sumbat pada
strainer yang mengakibatkan terjadinya endapan condensate yang akan sangat
membahayakan pada saat pintu sterilizer dibuka.
ü Jika
terjadi endapan condensate maka dapat dipastikan losses dari sterilizer tinggi.
ü Lorry
jatuh dari rel dalam sterilizer karena janjang – janjang yang tumpah dan sangkut pada roda lorry.
Hal yang perlu
diperiksa antara lain sebagai berikut:
-
Periksa
jeruji yang ada di Horisontal Conveyor dan pastikan brondolan tidak ada yang
jatuh lewat jeruji serta yang diperbolehkan hanyalah sampah dan pasir.
-
Periksa
semua level olie hydrolic pada unit hydrolic pump
-
Periksa
apakah pintu – pintu Ramp dapat dibuka dan ditutup seperti biasanya hal
tersebut berguna agar nantinya FIFO bisa berjalan.
Setiap penuangan
atau mau buka Ramp agar selalu diperhatikan apakah ada benda asing yang terikut
masuk antara lain: potongan besi, batu-batu ukuran besar, pelepah sawit ,
goni-goni plastik eks pupuk, dll.
Benda-benda asing
tersebut agar secepatnya disingkirkan untuk didak sampai terikut ke instalasi
lainnya di pabrik, karena hal ini sangat berbahaya dan dapat merusak instalasi
tersebut.
Kalau di atas
tadi diungkapkan masalah yang akan timbul pada saat pengisian terlalu banyak,
tapi isi Lorry yang kurang penuh akan menurunkan Effesiensi penguapan uap(boros), disamping itu akan menjadi
penyebab turunnya kapasitas rebusan yang mana akan terjadi stagnasi.
Kenapa FIFO di dalam
stasiun Loading Ramp harus diterapkan betul – betul hal itu untuk menghindari naiknya FFA yang
disebabkan buah tertahan diatas Loading Ramp.
“ STERILIZER / PEREBUSAN “
Setiap Pabrik Kelapa Sawit
tentunya menginginkan hasil minyak dengan tingkat keasaaman yang rendah, minyak
dengan kwalitas baik, juga minyak yang mudah dipucatkan(Bleaching).
- Tujuan dari pada process perebusan / sterilisasi
Ø
Menonaktifkan enzym-enzym yang terkandung dalam
TBS, dimana enzyme - enzym tersebut dapat
menyebabkan kenaikan kadar Asam Lemak Bebas ( ALB ) atau Free Faty Acid ( FFA ).
Ø
Memudahkan process pelepasan fruitlet (brondolan)
dari janjang.
Ø
Mengurangi kadar air yang terkandung pada nut
sehingga memudahkan pemisahan antara shell dengan kernel pada saat cracking / pemecahan
nut di nut plant berlangsung.
Ø
Melunakkan fruitlet, sehingga memudahkan
pelepasan/pemisahan antara daging buah dan nut.
Ø
Mengkondisikan daging buah sehingga sel minyak
dapat mudah terlepas untuk di ekstraksi.
- Urutan langkah process perebusan / sterilisasi
Ø
Pembuangan udara dari tabung rebusan dan
selah-selah TBS.
Ø
Exhaust / Pembuangan steam sisa perebusan.
Ø
Penaikan tekanan.
Ø
Penahanan tekanan
Ø
Pembuangan condensate rebusan.
- Pola sterilizer
Ø
Triple peak
System perebusan yang digunakan di PKS Agro
Indomas dengan waktu sebagai berikut :
i.
Under Ripe ( % buah mentah tinggi ) = 90 menit.
ii.
Normal
( % buah matang tinngi ) =
85 menit.
iii.
Over Ripe ( % buah terlalu matang tinggi ) = 80 menit.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam operasi sterilisasi
Ø
Tekanan steam yang sesuai / cukup ( 43 psi )
Ø
Waktu perebusan yang disesuiakan dengan siklus /
urutan langkah perebusan / sterilisasi tersebut
Ø
Kehilangan / losses condensate steriliser, tidak
boleh melebihi losses to FFB ( 12 % )
Kehilangan / losses
condensate diakibatkan oleh :
a. Buah restan di kebun atau di pabrik
b. Waktu
perebusan yang berlebihan
c. Process
pembuangan condensate yang tidak sempurna
d.
Ø Kualitas
kematangan panen TBS oleh estate.
- Hasil dan Akibat
Process perebusan atau sterilisasi
buah harus disesuaikan dengan kondisi dan target-target kualitas buah yang ada.
Sebab apabila waktu perebusan yang digunakan terlalu berlebihan atau kurang,
atau waktu perebusan tidak sesuai dengan kondisi TBS yang ada, maka hasil
process selanjutnya akan tidak sesuai dengan kwalitas dan kuantitas yang
ditetapkan.
Hasil dan akibat apabila :
a.
Waktu perebusan kurang
Ø
USB tinggi
Ø Fruit
lost / losses buah pada janjang kosong tinggi, dari tingginya fruit lost pada janjang
kosong mengakibatkan OER dan KER menjadi turun. Sebab pada buah yang terbuang bersama janjang kosong kadar minyak dan
kernel jelas masih ada.
Ø Akan terjadi basah pada fiber press dan
ini penyebab kehilangan minyak pada fiber press tinggi dan Hcn pada cracker
tinggi pula. Dari tingginya half crack nut pada cracker akan
mengakibatkan tingginya angka kehilangan kernel pada shell basah ( cly bath ).
Sedangkan dari basahnya fiber, polishing drum akan sering mengalami tumpah
bahkan sumbat dan terjadilah stoppages atau stop. Dari seringnya stoppages itu
jelas throughput pabrik akan turun. Masalah lain dari basahnya fiber adalah pembakaran pada boiler akan
mengalami kesulitan dan lama - kelamaan pressure drop. Dari dropnya pressure
tersebut, untuk sickle perebusan selanjutnya pada sterilizer akan mengalami
masalah dengan tekanan steam untuk masak buah selanjutnya.
Ø
Masalah lain yang diakibatkan dari kurangnya
waktu perebusan yang mengakibatkan buah kurang masak, pada process pengepresan
buah mentah / kurang masak akibat perebusan, nut yang dihasilkan tidak bersih
dari mesocarp / daging buah. Masalah ini berdampak pada air kalsium cly bath di
nut plant akan cepat mengalami kejenuhan dikarenakan tingginya kadar minyak
yang ada pada nut. Dan akibat selanjutnya kernel losses pada cly bath shell dan
kadar kotoran pada kernel menjadi tinggi. Dari kotornya nut, feeder nut cracker
akan sering mengalami sumbat dan lama kelamaan nut silo manjadi full dan akibat
selanjutnya process stop.
Ø
Thresher Trip
Dari
kurangnya waktu perebusan akan dihasilkan banyaknya buah yang kurang masak,
pada thresher akan mengalami masalah antara lain adalah dari beratnya buah
mentah yang dibanting-banting oleh thresher maka thresher itu sendiri akan
mengalami jebol, plug timah ( fluid coupling ) bocor sehingga thresher akan
trip.
Ø
Process pemisahan minyak dengan sludge akan
mengalami masalah. Dari mentahnya buah yang dihasilkan oleh perebusan yang
selanjutnya di process oleh press kan
menghasilkan minyak kasar atau oil crude dengan kandungan air sedikit ( kadar
air pada buah sudah banyak terbuang pada saat proses perebusan ) sehingga
sludge yang masuk pada CS.Tank kental. Selanjutnya process underflow pada
CS.Tank akan mengalami kelambatan karena kentalnya sludge dan lama-kelamaan
CS.Tank akan full dan kemungkinan yang paling buruk karena kentalnya sludge
process pemisahan minyak Lumpur pada CS.Tank akan kesulitan sehingga lama
kelamaan level minyak tipis dan level sludge makin naik dan selanjutnya sludge
masuk dalam oil tank / tanki minyak sehingga kotoran pada minyak menjadi
tinggi. Dari makin naiknya level sludge pada CS.Tank, maka CS.Tank akan
mengalami tumpah.
b.
Waktu perebusan berlebihan
Ø Kehilangan minyak pada sterilizer
condensate tinggi.
Ø
Empty Bunch akan hancur dan mengakibatkan
thresher sumbat.
Ø Persen kehilangan minyak pada empty bunch
tinggi.
Ø Dari lamanya waktu perebusan atau waktu
perebusan yang berlebihan maka buah masak dari sterilizer akan menglami
keterlambatan, selanjutnya tipper akan stop beroperasi karena harus menunggu
buah dari sterilizer, bahkan mungkin press pun ikut stop. Jelas dari masalah
itu akan terjadi stoppages/waktu stop process dan dari stoppages yang terjadi
throughput pun akan turun.
Ø
Supply
steam dari turbine jelas bertambah dan ini jelas tidak effisien, karena dari
setiap M3 air yang diolah untuk menghasilkan steam memerlukan bahan
kimia dan biaya lain untuk process penjernihan air tersebut. Bila
semakin banyak M3 air yang diperlukan untuk menghasilkan steam yang
digunakan oleh sterilizer dengan waktu yang berlebihan jelas biaya untuk itu
semakin tinggi dibandingkan dengan waktu perebusan yang tepat / tidak
berlebihan.
5.
Pengambilan sample dan analisa
Pada stasiun perebusan dilakukan
suatu analisa ( testing ) yang disebut “ sterilizer loss test “ . Adapun tujuan
dilakukannya analisa / testing tersebut antara lain adalah :
i. Untuk mengontrol effesiency dari
pada unit perebusan itu sendiri.
ii. Untuk mengontrol kadar
susut ( kandungan air ) pada buah yang di rebus.
Pemeriksaan sebelum Sterilizer dioperasikan
Sterilizer adalah merupakan suatu bejana
uap bertekanan yang bekerja dengan tingkat resiko yang tinggi. Oleh karena itu
sterilizer dan unit pendukungnya harus diperiksa sebelum dioperasikan.
Hal – hal
yang perlu diperiksa antara lain:
1.1 Packing Pintu
Kerusakan pada packing pintu biasanya
timbul pada bagian bawah, hal ini disebabkan adanya genangan Air Condensate.
Untuk itu kebocoran Packing Pintu terutama pada bagian bawah harus benar-benar
diperiksa.
1.2 Manometer / Alat Pengukur Tekanan
Manometer yang terdapat pada bagian atas
pintu muka/belakang harus diperiksa apakah masih berfungsi atau tidak, sebab
Manometer adalah sebagai alat indikator bagi Operator untuk menentukan apakah
tekanan dalam Sterilizer masih ada atau tidak.
Seluruh Valve , seperti Valve inlet,Valve
Condensate harus diperiksa apakah berfungsi atau tidak. Untuk yang menggunakan
Valve Automatic pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan compressor, sedang
untuk yang menggunakan sistem manual pemeriksaan dilakukan dengan memutar Valve
dengan tangan.
1.3 Strainer / Plate Penyaring Condensate
Penyaring condensate yang terdapat pada
lantai dalam Sterilizer haruss diperiksa apakah ada brondolan yang
sangkut/janjangan yang sangkut, sebab jika hal ini diabaikan dapat menghambat
pengeluaran air condensate pada saat pengoperasian, dan genangan air condensate
ini akan mempercepat rusaknya packing pintu.
1.4 Katup Pengaman
Periksa
mekanisme dari katup pengaman (Safety Valve) apakah sudah berfungsi
baik.
1.5 Centilever
(Jembatan untuk masuk lorry rebusan)
Periksa
apakah cantilever dalam keadaan baik atau tidak, hal ini harus benar-benar
diperhatikan agar lorry yang masuk/keluar dari sterilizer tidak jatuh atau jadi
lambat.
Catatan:
Kepada para Operator Sterilizer perlu
dijelaskan ditekankan bahwa:
”DILARANG KERAS” membuka pintu
sterilizer sebelum tekanan pada Manometer menunjukkan angka NOL kg/Cm2,
karena hal ini dapat berakibat fatal dan mencelakakan Operator itu sendiri
disamping merusak Packing dan Pinion Gear.
“ THRESHER “
Tandan Buah Segar ( TBS ) yang sudah disterilisasi
( direbus ) dilakukan pengolahan lanjut pada stasiun Threshing untuk
memisahkan antara brondolan atau fruit let dari janjangan ( bunch ) dengan cara
bantingan yang berulang di dalam Drum Thresher yang berputar. Keberhasilan
prosess dari stasiun Threshing sangat dipengaruhi dari keberhasilan sterilisasi
pada stasiun sterilizer. Adapun diagram
alir pada stasiun Threshing dapat dilihat sebagai berikut:
Cages berisi TBS Tipper
SBC
Brondolan
Drum Threshing
Janjangan
1. Brondolan Bottom Fruit Conveyor Bottom
Cross Conveyor Fruit
Elevator
2. Janjang kosong Horizontal Conv Inclined Conv Distri Conv.
Hopper Estate
Recycle Conv.
To. Cages
Kerugian didalam proses pemipilan(di Threser)
Kerugian yang dimaksud dapat terjadi disebabkan :
-
Langsung
oleh Threser
-
Tidak
langsung oleh Threser
Hal ini dapat dibedakan sebagai berikut:
*Kerugian minyak yang terserap oleh
Tandan kosong
* Kerugian Minyak didalam buah yang
tidak terlepas/terpisah atau yang masih tertinggal didalam Tandan.
Faktor yang berpengaruh terhadap taraf kerugian ini adalah terutama: - Kriteria panen dan mutu buah yang
diterima
- Metode perebusan yang dilakukan
- Model atau jenis trheser yang dipergunakan
Drum Threshing
Drum
Threshing adalah merupakan alat untuk melakukan pelepasan antara brondolan
dengan janjangan. Pelepasan berlangsung didalam drum Thresher yang berputar.
Lepasnya brondolan dari janjangan akibat bantingan dari ketinggian yang
berlangsung berulang hingga 5 - 7 kali.
Pada drum
Thresher dilengkapi dengan plat pelempar ( stepper ) yang berfungsi untuk
mengangkat TBS masak / janjangan keposisi tertinggi dan melepaskannya untuk
proses bantingan. Brondolan yang sudah terlepas dari tandan kemudian keluar
dari celah kisi-kisi drum dan masuk ke dalam Bottom Fruit Conveyor.
Untuk
mendapatkan pelepasan yang maksimum dalam pengoperasian threshing harus
diperhatikan beberapa aspek,antara lain :
a)
Putaran Drum Thresher
Cepat lambatnya
putaran pada drum Thresher memiliki dampak yang merugikan bila putaran thresher
terlalu lambat, maka banyak tandan buah yang tidak membrondol karena frekunsi
bantingan yang kurang. Sebaliknya bila putaran terlalu cepat berakibat banyak
kerugian minyak yang terikut pada janjangan karena frekuensi bantingan yang
terlalu sering. Putaran yang ideal dengan hasil yang maksimal berkisar antara
23 rpm - 26 rpm.
Kecepatan drum
thresher dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
N = 40 X ( D - d )
/ 2
( D – d
)
Ket: N = Putaran Threshing
D = Dia. Drum Threshing
d
= Dia. TBS
b)
Pemasangan jarak plat kisi – kisi
Bila jarak plat
kisi – kisi terlalu rapat akan mengakibatkan pengeluaran brondolan dari drum
thresher tidak leluasa sehingga dapat mengakibatkan penyumbatan pada celah kisi
– kisi sehingga tandan tidak membrondol dan losses tinggi.Bila pemasangan
terlalu jarang, hal ini akan mengakibatkan janjangan yang berukuran kecil (
< 6 kg ) akan terikut masuk ke bottom fruit conveyor dan selanjutnya polising
drum akan mengalami sumbat. Untuk jarak kisi – kisi yang ideal antara 3.50 –
4.50 cm .
c)
Pengumpanan yang continous
Pengumpanan
buah untuk thresher dari tipper harus disesuaikan dengan kapasitas press, hal
ini sangat baik karena tidak akan terjadi over flow dari brondolan sehingga
dapat dihindari kerusakan dari brondolan yang dapat meningkatkan kehilangan
minyak serta level dari unit digester beroperasi tetap pada kondisi / level
penuh. Bila pengumpanan TBS masak terhadap thresher kurang hal ini akan mengakibatkan
berkurangnya efesiency unit thresher danmempengaruhi hasil dan kwalitas
produksi, Namun bila pengumpanan TBS masak yang berlebihan akan mengakibatkan
hal – hal seperti berikut ini :
ü Kerja dari drum threshing menjadi berat
yang mengakibatkan peralatan pada thresher tersebut menjadi cepat aus.
ü Brondolan yang dihasilkan berlebihan
sehingga akan mengakibatkan tumpah pada conveyor dan elevator yang akan
mendistribusikan brondolan tersebut kedalam digester.
Pengambilan sample dan analisanya :
Brondolan yang
telah di lepaskan oleh thresher kemudian masuk kedalam bottom fruit konveyor,
disinilah dilakukan pengambilan sample sebanyak 2 kg / 2 jam.Setelah process
stop, semua sample tersebut kemudian di campur ( dibulking ) untuk selanjutnya
diambil sample sebanyak 5 kg dan kemudian dianalisa. Dari analisa / test
tersebut ( yang diberi nama MPD Test )
pihak laboratory akan mendapatkan kesimpulan yang selanjutnya dijadikan
control, antara lain :
i.
Persentasi
sampah terhadap buah
ii.
Persentasi
nut terhadap buah
iii.
Persentasi
mesocap terhadap buah
iv.
Persentasi
kernel terhadap buah
v.
Persentasi
minyak terhadap buah
Dari data – data tersebut, selanjutnya dapat disimpulkan tinggi rendahnya
minyak dan kernel yang terkandung didalam buah yang dikirim oleh estate .
“ DIGESTER “
Proses pengadukan yang harus dijalani oleh buah (daging buah) uantuk
memperoleh minyak secara rational adlah proses yang cukup penting, sebab itu
proses pengadukan yang sempurna akan menghasilkan minyak yang maksimal.
Untuk tujuan itu diperlukan pengertian mengenai daging buah dan susunannya.
Secara global maka daging buah kelapa sawit terdiri dari:
-Daging buah
- Cangkang biji
- Inti biji
Tebal daging buah(messocarp) masing-masing berbeda sesuai dengan jenis
tanaman. Daging buah ini terdiri dari sel-sel yang mengandung minyak, serabut
dan bahan pengikat.
Tujuan Utama Proses Pengadukan
Proses pengadukan bertujuan memudahkan pekerjaan pengepressan sehingga
minyak dengan mudah dipisahkan dari daging buah dengan tingkat lerugian yang
sekecil-kecilnya.
Untuk mencapai tujuan itu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Pengadukan harus mengahasilkan peremasan yang optimal sehingga daging
buah terlepas seluruhnya dari bijinya, tidak terdapat buah yang masih utuh.
b. Pengadukan harus menghasilkan masa yang merata (Homogen) dan biji tidak
boleh memeisah dari masa untuk kemudian turun kebagian bawah degester.
c. Daging buah tidak boleh teremas lumat menjadi bubur, struktu serabut
daging buah harus masih tampak.
d. Minyak kasar yang keluar dari daging buah selama pengadukan harus
dialirkan keluar dari bejana pengadukan untuk menghindari pembentukan emulsi.
e. Pemanasan 95 OC selama
proses pengadukan diperlukan untuk mempertinggi effect pengempaan. Pemanasan
tidak boleh mengakibatkan masa yang teraduk menjadi mendidih dan untuk itu suhu
harus dapat diatur dan diukur.
1. Fungsi digester
Ø
Menampung
brondolan untuk selanjutnya di umpankan ke screw press
Ø
Mengaduk dan merajang brondolan sehingga
mengkondisikan mesocrap lebih renggang ( tidak lengket ) dengan nut sehingga
dalam proses pengepresan, minyak lebih mudah dipisahkan sehingga seting tekanan
hidrolik tidak berlebihan dan broken nut pun rendah .
2. Hal – hal yang perlu diperhatikan pada
digester :
Ø
Temperatur,
Temperatur pada
digester dianjurkan antara 95 OC - 100 OC, tujuan dari
pada pemanasan pada digester adalah
untuk memecahkan partikel – partikel minyak yang terkandung didalam daging buah sehingga
pada proses pengutipan minyak oleh press
didapatkan hasil yang maxsimal dan kondisi fibre tidak basah karena kandungan minyak yang ada telah dipisahkan
dengan baik .
Ø
Isi digester,
Isi
digester minimal ⅔ bagian dari kapasitas full. Bila isi digester kurang dari ⅔
kapasitas, umpan untuk screw press lama – kelamaan akan berkurang dan ini akan
menyebabkan broken nut menjadi tinggi.dari tingginya broken nut kehilangan
kernel pada fibre cyclone akan tinggi pula.
Ø
Pisau pengaduk,
Jarak antara pisau pengaduk harus ideal ( ± 2,50
cm ). Bila jarak pisau pengaduk kurang dari ketentuan di khawatirkan
pengadukan tidak maxsimal sehingga banyak loss fruit yang belum sempat dilumat
/ di rajang oleh pisau pengaduk langsung di prosess oleh screw press sehingga
di dapatkan hasil yang kurang maxsimal, akibat lainnya fibre pada oress bash
dan kehilangan minyak pada fibre press tinggi.
“ PRESS “
1. Fungsi Press
Ø Memisahkan minyak dari fibre dan nut.
Secara umum pengambilan Minyak nabati dari
sumbunya disebut Ekstraksi Minyak.
2. Hal
– hal yang perlu diperhatikan pada press :
Ø
Tekanan pompa hydraulic,
Tekanan pompa hydraulic harus bekerja sesuai
dengan fungsinya. Yang mana fungsi dari pada hydraulic pump adalah untuk
menggerakan pressan / pengempa secara automatic.
Ø
Percampuran air pada press oil gutter,
Percampuran air pada oil gutter
disesuaikan dengan hasil analisa laboratory. Sedangkan ketentuan percampuran
air yang ideal dalam hal ini antara 30 - 35 % per ton dari kapasitas press.
Perlu diperhatikan, bahwa percampuran air pada oil gutter sangat besar
pengaruhnya pada proses selanjutnya di oil room.
3. Pengambilan sample dan analisa
Pada stasiun pressing ada beberapa sample
yang dianalisa oleh laboratory,antara lain :
i. Press Cake
a.Komposisi
nut
Sample press cake diambil setiap dua
jam dan langsung dianalisa komposisi nutnya dari masing – masing press.Dari
hasil analisa tersebut didapatkan whole nut ( nut utuh ), broken nut ( nut
pecah ), dan fibre. Sedangkan tujuan dilakukan analisa ini adalah untuk
mengontrol effesiency dari pada pressan tersebut, dan diharapkan dari adanya
analisa tersebut kwalitas dan kwantitas hasil olah bisa tercontrol sesuai
dengan target – target yang telah ditentukan.
Beberapa
faktor yang menyebabkan tingginya broken nut :
a. Tekanan hidrolic yang berlebihan ( 45 – 60
psi )
b.
Volume feeding yang kurang
c.
Screw press baru
d.
Kematangan dan kemasakan buah yang berlebihan.
c. Kehilangan
minyak
Untuk analisa kehilangan minyak,
diambil sample fibre dari setiap press setiap dua jam ± 20 gr kemudian
dikumpulkan masing – masing sampai habis waktu sampling dalam satu shift, dan
selanjutnya di bulking untuk kemudian diambil sample 20 gr yang akan digunakan
sebagai sample extraction.
Tujuan dari
analisa ini adalah untuk mengontrol kehilangan minyak pada press fibre, untuk
selanjutnya kehilangan minyak pada press fibre dapat dikendalikan.
Hal –hal yang menyebabkan kehilangan minyak
pada press fibre tinggi :
i.
Temperatur digester dibawah standart ( < 95 0C )
ii. Tekanan hidrolik dibawah
rata – rata ( < 50 psi )
iii. Kurangnya kematangan dan
kemasakan buah
iv. Screw press aus.
“ NUT PLANT “
1.Cake Breaker Conveyor ( CBC )
Fungsi dari pada CBC adalah untuk
menghancurkan nut dan fibre supaya dalam proses
di depericarper pemisahan lebih mudah.
2. Nut Hopper
fungsi dari pada nut silo adalah untuk
menampung nut hasil pemisahan di depericarper. disini nut ditimbun dan selanjutnya
akan diolah melalui cracker.
Adapun Nut Hopper ada 2 jenis:
1.Nut
Hopper tanpa steam atau pengeringan
2.Nut
Hopper dengan system pengeringan (Nut Silo)
Adapun maksud dan
tujuan dari pada pengeringan nut disini agar semasa pemecahan biji / nut lebih
mudah dan agar kulit nut / cangkang tidak lengket dengan inti / kernelnya.
Sistem pengeringan nut pada nut silo, nut
dikeringkan dengan cara hembusan panas dari steam kering yang di hembuskan oleh
fan blower sebagai penghantar panas.
.
Namun untuk Nut Silo di Terawan Mill
Nut Silo tanpa ada proses pengeringan jadi nut hasil pemisahan tersebut langsung
masuk ke nut silo yang mana kemudian akan diolah di nut cracker. Namun Nut
tersebut juga akan dipisahkan oleh Nut Grading Drum hal tersebut berfungsi
untuk memudahkan akan penyetelan masing-masing cracker dan berguna untuk
menjaga effisiensi dan broken sesuai dengan yang diharapkan.
3. Nut Cracker / Ripple Mill
Nut cracker /
pemecah biji kegunaannya untuk memecahkan dan memisahkan antara shell dengan
inti sawitnya (kernel)
Di Cracker hal sangat diperhatikan dan mempengaaruhi umur dari rotor bar maupun rotor plate adalah sebagai
berikut:
a. Benda-benda asing (besi-besi) tapi hal
tersebut bisa dihindari ataupun diminimalkan dengan cara magnetic plate yang
dipasang di inlet cracker. Namun hal yang perlu dijaga agar alat tersebut
berfungsi dengan maksimal dengan cara pengecekan apakah benda-benda asing yang
tertangkap di magnetic tersebut sudah cukup untuk dibersihkan atau tidak.
b. Feeding ke cracker karena jika feeding
akan cracker tersebut over maka cracker tersebut akan sangat cepat aus. Namun
hal lain yang akan timbul bukan masalah itu saja melainkan akan mempengaruhi
alat-alat yang lain juga mengalami hal serupa, dan kernel produk pun akan
mengalami penurunan kwalitas .
Dari nut Cracker
di bagi menjadi dua bagian :
i.Shell / cangkang halus di hisap oleh shell cyclone
dan dikirim ke boiler sebagai bahan bakar
ii.Kernel
dan shell yang kasar dimasukan kedalam clay bath.
Satelah
nut cracker dan sebelum cracker mixture elevator diambil sample cracker dari
masing – masing nomor cracker setiap dua jam yang kemudian dianalisa dari
masing sample – sample tersebut. Dari analisa tersebut didapatkan persentasi
whole nut, half crack nut, dari dua data tersebut maka didapatkan effesiensi
dari pada nut cracker tersebut. Dari analisa tersebut juga didapat persentasi kernel
pecah ( Broken kernel ).
Adapun tujuan dari
analisa tersebut adalah untuk mengontrol effesiency dari pada alat pemecah nut
( nut cracker ) tersebut.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada
nut cracker :
i. Putaran ( rpm ) dari pada nut cracker
Bila
kadar kernel pecah sudah melebihi dari ketentuan maka rpm perlu diperlambat.
ii. Dinding
cone dari pada nut cracker
Bila banyak nut tidak pecah ( whole nut )
kemungkinan disebabkan adanya dinding
cone yang bocor, maka segera periksa .
4. Clay Bath
Kegunaan dari
pada clay bath adalah sebagai alat untuk memisahkan antara kernel dan cangkang
kasar. Shell basah setelah vibrating claybath setiap dua jam diambil sample
oleh pihak laboratory, adapun tujuannya adalah untuk mengontrol kehilangan kernel
pada shell basah tersebut, dari persentasi kehilangan kernel tersebut dapatlah
diketahui keefesienan dan keefektifan dari pada kerja alat tersebut.
Agar semasa pengolahan di clay
bath mendapat hasil yang baik dengan arti kehilangan kernel rendah dan kadar
kotoran pada kernel produksi rendah pula, maka perlu diperhatikan beberapa hal
seperti berikut ini :
i. Density
/ konsentrasi dari pada air calsium ( antara 1.10 – 1.20 g / cm3 )
ii. Tekanan
pompa
Perlu diketahui bahwa kerja clay
bath adalah sitem centrifugal dengan konsentrasi air calsium, dengan ketentuan
perbedaan berat jenis antara berat jenis shell dan berat jenis kernel.
5. Kernel Silo
Fungsi dari pada kernel silo adalah sebagai tempat
menampung dan mengeringkan kernel hasil produksi. Pada kernel silo, Kernel juga
dipanaskan dengan sistim udara panas.
Temperature pada kernel silo harus
dijaga sesuai dengan temperature yang telah ditentukan.Bila temperature panas
terlalu tinggi, maka kernel akan menjadi gosong dan kadar air menjadi rendah.
Dan bila temperature panas terlalu rendah maka kadar air menjadi tinggi. Mutu
kernel pada kernel silo sangat menentukan, karena mutu kernel adalah menjadi
satu perhatian yang serius bagi para konsumen / pembeli.
Mutu
kernel yang dikehendaki oleh para konsumen adalah :
i. Kadar kotoran yang sesuai dengan standard ( 6 % )
ii.Kadar air sesuai dengan standard yang ditentukan ( 7
% )
iii.FFA yang sesuai standard ( 3 % )
Sedangkan bersih atau kotornya
kernel yang dihasilkan adalah ditentukan dari hasil baik buruknya semasa
pengolahan di nut cracker dan clay bath.
Hal – hal yang menyebabkan kadar kotoran pada kernel produksi tinggi :
Ø Seting
hisapan pada shell cyclone terlalu lemah sehingga banyak shell yang langsung
turun di kernel conveyor tanpa terlebih dahulu diproses pada cly bath.
Ø Effecyensi
pada cracker rendah.
Ø Density
/ konsentrasi air calsium terlalu tinggi ( > 1.20 g / cm3 ).
Ø
Hal – hal yang menyebabkan broken kernel pada kernel produksi tinggi :
Ø Broken
nut pada press cake tinggi ( > 12 % )
Broken nut di press tinggi
kemungkinan disebabkan karena tekanan pompa hidrilic yang berlebihan, atua
feeding dari digester ke screw press kurang, atau disebabkan oleh kondisi buah
yang diproses itu sendiri.
Ø Effecyensi
pada cracker tinggi.Dari tingginya effecyensi dikarenakan oleh tingginya rpm,
sehingga mengakibatkan efek yang kurang baik yaitu dengan tingginya kadar
kernel pecah.
- Fibre Cyclone
Fibre cyclone
berfungsi untuk menghisap fibre setelah polising drum.
Pada fibre cyclone juga harus
diperhatikan apakah keadaan hisapan sudah cukup baik.Bila hisapan pada fibre
cyclone sudah kurang baik, ini mungkin disebabkan pada dinding – dinding trangking
dan cyclone ada yang bocor.
Pada fibre cyclone harus
diperhatikan masalah kehilangan kernel, kehilangan kernel disini tidak boleh
melebihi 2 % ( terhadap sample ).
Kemungkinan
– kemungkinan yang menyebabkan kehilangan kernel tinggi :
Ø Daya
hisap pada fibre cyclone berlebihan
Ø Broken
nut pada press cake tinggi ( > 12 % )
Ø Feeding
dari digester ke screw press kurang.
- Dry shell ( LTDS )
LTDS ( light tenera dust separating ) adalah kehilangan pada shell kering. Kehilangan
yang dimaksud adalah kehilangan kernel, sebab LTDS adalah shell yang dihasilkan
dari cracker tetapi tidak melalui cly bath. Pada LTDS target kehilanagan kernel
dari masing – masing cyclone tidak boleh melebihi 1.75 %.
Kemungkinan
– kemungkinan yang menyebabkan kehilangan kernel tinggi :
Ø Daya
hisap pada shell cyclone berlebihan
Ø Broken
nut pada cracker tinggi ( > 20 % )
Ø Throughput
cracker kurang dari 5 MT / Hrs.
“ CLARIFICATION
“
Minyak Yang
diperoleh dari hasil pengepressan masih mengandung air dan
kotoran,seperti pasir,
tanah, sisa-sisa daging buah dan lain sebagainya.
Proses pemurnian
minyak bertujuan untuk memisahkan
kotoran atau benda-benda asing yang masih tercampur dengan minyak yang bersifat
mengganggu. Diharapkan minyak sawit (CPO)
hasil pemurnian mempunyai
kadar kotoran dan kadar air yang rendah sehingga siap untuk dipasarkan.
Untuk mencapai keberhasilan proses
pemurnian , kondisi ideal bahan baku atau massa cairan yang masuk di pengaruhi oleh beberapa hal antara lain:
a. Viscositas massa cairan.
Viscositas atau kekentalan massa cairan yang akan berpengaruh terhadap
kecepatan pemisahan minyak. Viscositas massa cairan yang tinggi, menyebabkan
pemisahan minyak dari kotoran yang kurang efektif. Untuk mengurangi
Viscositas dilakukan pemanasan sampai temperatur 950C dan
pengenceran menggunakan air panas.
b. Diameter partikel massa
cairan.
Partikel bahan baku
atau massa
cairan masih mempunyai ukuran yang cukup besar. Dengan adanya pemanasan dan
pengenceran diharapkan ikatan antara molekul air dan kotoran dengan minyak
menjadi rusak , sehingga pemisahan menjadi lebih cepat.
c. Arus massa
cairan
Arus massa cairan atau bahan baku yang masuk dijaga
jangan sampai berombak dan harus tenang
(arus leminer), sehingga proses pengendapan lebih efektif.
d. Menghindari
adanya konveksi, konduksi dan radiasi.
Konveksi, konduksi dan radiasi dapat
dihindari dengan cara memberi isolasi pada dinding clarifier, serta suhu dan
konsentrasi massa cairan yang masuk harus sama.
e. Mengurangi
zat-zat pengemulsi.
Adanya lapisan ketiga sebagai emulsifier
antara lapisan minyak dan sludge menunjukan
kesalahan penyaringan, pengendapan, pengapungan kotoran kasar dan
kesalahan pengenceran.
1. Vibrating Screen
Kegunaan dari pada
vibrating screen adalah untuk menyaring minyak yang mengandung air Lumpur dan
sebagainya yang keluar dari pressan. Disini vibrating screen hanya menyaring
sampah – sampah halus yang bercampur dengan minyak.Percampuran air panas pada
oil gutter sangatlah penting, bila kurang air hal ini bisa merusak vibrating
screen antara lain vibrating screen akan cepat koyak dan minyak serta Lumpur
akan sulit untuk dipisahkan. Temperatur panas air yang digunakan sebagai
percampuran antara 90 – 100 0C. Temperatur air panas ini nantinya
sangat membantu pada proses pemisahan minyak di continues tank.
2. Crude Oil Tank
Kegunaanya adalah
untuk menampung minyak Lumpur ( minyak kasar ) yang keluar dari pressan yang
sebelumnya telah di saring oleh vibrating screen.Temperatur yang diperlukan
pada crude oil tank antara 90 – 100 0C, karena bila temperature
dibawah dari 90 0C maka hal ini akan menimbulkan effek yang kurang baik pada
continues tank. Di crude oil tank perbandingan antara minyak, air dan Lumpur
haruslah dalam keadaan seimbang yaitu :
i. Minyak 35 -
40 %
ii. Air 30 -
35 %
iii. Lumpur 30
- 35 %
3. Continues Tank
Kegunnan
dari Cs. Tank adalah untuk memisahkan antara minyak dengan sludge. Prinsip
dari pemisahan ini adalah adanya perbedaan berat jenis antara minyak dan sludge
(Lumpur minyak). Minyak mempunyai berat jenis lebih ringan dari sludge,
sehingga di dalam Clarifier Tank terdapat tiga lapisan yang terdiri dari
lapisan minyak bagian atas , sludge bagian tengah dan di bagian bawah adalah
campuran antara air, kotoran dan sludge. Agar pemisahan minyak menjadi
sempurna, maka di dalam Cs. Tank diberikan steam , sehingga temperature akan
selalu terjaga pada suhu yang diinginkan. Pada Cs.tank temperature juga menjadi
hal yang sangat penting untuk diperhatikan, sebab bila tempertur disini rendah
maka proses pemisahan minyak akan mengalami kesulitan.Temperatur yang diperlukan antara 90 – 95 0C
dan suhu dijaga jangan sampai lebih karena hal itu akan menimbulkan gejolak
pada minyak dan sludge,itu justru akan mengakibatkan minyak dan sludge
bercampur.
Perlu diketahui sistim kerja pada Cs. Tank adalah
sistim pengendapan, itulah sebabnya disini diperlukan temperature yang tinggi
agar minyak lebih mudah dipisahkan dengan sludge.
4. Sludge Tank
Fungsi
dari pada sludge tank adalah sebagai tempat penampung sludge yang keluar dari
continues tank. Sludge yang masuk ke dalam sludge tank, kadar minyak yang
terkandung diharapkan tidak lebih dari
10 %, dan temperature yang diperlukan antara 90 – 100 0C, yang mana
hal ini dimaksudkan agar semasa pengolahan pada sludge separator mendapatkan
hasil yang baik.
5. Pre Cleaner ( Sand Cycloce )
Fungsi
dari pada sand cyclone adalah untuk memisahkan pasir – pasir halus dari sludge,
agar sludge yang masuk ke sludge separator terhindar dari pasir dimana tujuan
lainya adalah untuk menjaga ketahaan alat pada sludge separator itu sendiri.Dan
harus diperhatikan dengan benar karena jika pre cleaner tidak berfungsi dengan
maksimal maka akan mempengaruhi ke sludge separator yang mana cepat sekali
sumbat nozzle –nozzlenya serta umur dari sludge separator dan yang paling
dominan adalah pipa di Oil Room akan cepat aus atau bocor. Hal tersebut
dikarenakan oleh gesekan paser panas didalam aliran sludge .
6. Sludge Separator
Sludge
separator berfungsi untuk memisahkan minyak dengan Lumpur yang mana kandungan
minyak dalam sludge tersebut seharusnya sangat sedikit, apabila hasil kerja
pada alat – alat sebelum sludge separator telah bekerja dengan baik Sludge yang
masuk dalam sludge separator melalui Buffer Tank dan di alat tersebut
temperatur akan dijaga sehingga mempermudah proses pemisahan antara sludge dan
minyak. Di Sludge Separator terjadi pemisahan dikarenakan oleh adanya gaya sentrifugal.
7. Pure Oil Tank ( Clean Oil Tank )
Berfungsi untuk menampung minyak
yang keluar dari Cs. Tank. Temperatur pada oil tank perlu menjadi perhatian,
karena minyak yang berada disini adalah minyak yang menjadi produksi hasil
pengolahan suatu pabrik kelapa sawit. Dari itu quality minyak pada oil tank
hendaklah dijaga lebih hati – hati lagi.
Pada oil tank
temperature diperlukan antara 90 - 95 0C,
guna untuk memperkecil kadar air, dan pada oil tank juga diperlukan pengendapan
yang sempurna agar kotoran ( kadar
kotoran ) dan kadar air mengendap pada bagian bawah dari pada oil tank
tersebut.
Isi clean oil tank
diusahakan selalu berada pada posisi ¾ tank, hal ini gunanya untuk menjaga agar :
i. Keadaan
temperature panas bisa merata
ii. Kotoran,
air dan Lumpur memili waktu untuk mengendap kebagian bawah.
Kotoran pada bagian
bawah hendaklah selalu di buang, agar minyak yang diolah pada alfa laval purifier selalu
dalam keadaan bersih, yang juga sangat membantu semasa pengolahan di alfa laval purifier. Di
samping minyak yang diolah senantiasa bersih,juga alat – alat yang digunakan
pada alva laval
purifier lebih tahan lama, masa kerusakan dan penggantiannya.
8. Alva Laval Purifier
Alva laval purifier berfungsi untuk
memurnikan minyak dari kotoran – kotoran yang lolos dari oil tank. Minyak yang
keluar dari Pure Oil Tank masih mengandung air yang cukup tinggi yaitu 0,5 -0,7
% dan kadar kotoran >0,1%. Minyak ini kemudian dialirkan ke oil purifier
untuk mereduksi air dan kotoran, sehingga CPO yang dihasilkan akan memenuhi
persyaratan mutu yang telah ditetapkan.
Prinsip penurunan kadar air dan kadar
kotoran dalam minyak adalah akibat pemutaran dengan kecepatan yang tinggi
sehingga menimbulkan gaya
sentrifugal pada minyak yang mengakibatkan menyak yang mempunyai berat jenis
ringan akan bergerak kearah poros dan terdorong keluar oleh sudu-sudu(paring
disc), sedangkan kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar akan terdorong
ke arah dinding bowl. Air dan kotoran akan keluar melalui saluran pengeluaran,
sedangkan minyak dialirkan kea lat yang lain. Kotoran padat yang menempel pada
dinding bowl akan dibersihkan pada waktu pencucian dengan penembakan
menggunakan air panas yang dilakukan secara otomatis. Hal itu harus
diperhatikan akan kebersihan alat tersebut dan jika pembersihan secara otomatis
belum didapat hasil yang maksimal maka sebelum proses kita akan melakukan
pencucian secara manual dan waktu ditambah. Cara kerja alva laval purifier adalah dengan sistim
centrifugal, yang mana untuk memisahkan kadar kotoran dengan minyak.
Hal – hal yang
perlu diperhatikan :
i. Kondisi air pencuci
Kondisi air
pencuci pada alva laval
harus benar – benar panas, sebab bila kondisi air pencuci benar – benar panas
maka prosess pencucian akan bejalan dengan baik.
ii. Throughput
Kapasitas tidak
boleh melebihi dari pada ketentuan, bila lebih dari pada ketentuan maka hasil
kerja dari pada Alva Laval tidak sempurna.
9. Vacuum Dryer
Fungsi vacuum dryer
adalah untuk menyerap kadar air yang masih terkandung didalam minyak.Pada
vacuum dryer harus diperhatikan tekanan pompa dan tekanan injector vacuum,
sebab di vacuum dryer adalah penentuan paling akhir dari proses produksi
minyak.
Sistem kerja di vacuum dryer adalah sistim isapan
air, Jadi tekanan air pada injector ini sangat penting sekali.
10. Recovery Tank
Alat yang
menyerupai dengan Cs. Tank disini alat itu berfungsi untuk menangkap minyak
dari condensate sterilizer dan dari sludge yang mengalir dari oil room dimana
masih terdapat kandungan minyak. Adapun cara kerja dari Recovery Tank hampir
sama dengan Cs. Tank yaitu pemisahan yang dipengaruhi oleh berat jenis dan
temperature.
“
PENJERNIHAN & PEMURNIAN AIR UNTUK
BOILER “
A. Tujuan
Tujuan penjernihan dan pemurnian
air untuk boiler antara lain :
i.
Menghilangkan
zat – zat padatan tidak larut dalam air ( pasir, Lumpur, tanah, dan sebagainya
), dan zat – zat terlarut terutama garam – garam kalsium dan magnesium yang
dapat mengakibatkan pembentukan kerak – kerak dalam ketel.
ii.
Untuk
menjamin bahwa air yang digunakan akan menghasilkan steam yang bersih / murni
dan tidak merusak ketel.
B. Proses penjernihan dan pemurnian air
Proses penjernihan dan pemurnian air untuk boiler
dapat diterangkan secara garis besar seperti berikut ini :
1) Tangki
Pengendapan ( Clarifier )
Air waduk yang akan
dijernihkan pertama – tama dialirkan kedalam tangki pengendapan dan secara
bersamaan diinjeksikan larutan soda ash, alum sulfat, dan larutan floculan ( Polimer
/ N – 8173 ). Adapun tujuan diinjecsikannya bahan – bahan kimia tersebut adalah :
i. Soda Ash
guna dari pada soda ash adalah sebagai penyeimbang
kadar asam dan basa ( Neutral ) pada
air yang akan diproses.
ii.Alum
Sulfat
Kegunaanya adalah untuk mengkondisikan garam –
garam alkali ( terutama
kalsium berkarbonat ) yang terkandung didalam air membentuk endapan
berupa gumpalan ( floc ).
iii. Floculan
/ Polimer
Kegunaan dari pada
floculan adalah untuk mengikat gumpalan ( floc ) yang telah terbentuk sehingga
bentuk dari pada floc – floc tersebut bertabah besar dan bertamah berat yang selanjutnya
diharapkan floc – floc tersebut akan lebih cepat mengendap pada dasar tangki,
sedangkan air jernih akan naik secara perlahan – lahan kepermukaan dan keluar
dari bagian atas tangki.
Dasar untuk mendapatkan dosis yang digunakan
untuk injeksi bahan kimia pada tangki pengendapan adalah dari Jar – Test.
Rumus :
Kg Dosis = ppm jartest x Kap.
RWP ( M3 / jam )
x Waktu Operasi ( jam / hari )
1000
2)
Bak Penampungan
Air yang keluar dari tangki pengendapan
selanjutnya ditampung dalam bak penampungan. Air dalam bak ini biasanya
masih keruh dan mengandung zat –zat padatan halus tidak larut dalam air. Zat –
zat padatan tersebut harus di hilangkan melalui penyaringan untuk mendapatkan
air yang lebih jernih .
3)
Tangki Penyaringan ( Sand Filter )
Penyaringan dilakukan di dalam bejana berhubungan
yang mengandung bahan penyaring seperti kerikil, pasir, serabut, atau media
lainnya. Zat – zat padatan yang tidak larut dalam air akan melekat pada
media penyaring sedangkan air jernih akan berkumpul dibagian dasar bejana dan
mengalir keluar.
4)
Tangki Penyimpanan
Air yang keluar
dari penyaring dialirkan kedalam sebuah tangki penyimpanan.Air dalam tangki
penyimpanan tersebut belum dapat dipergunakan untuk pengisian ketel / boiler
masih mengandung zat – zat padatan terlarut ( garam – garam kalsium, magnesium
dan silica ) yang dapat mengakibatkan pembentukan kerak dan merusak boiler.Oleh
karena itu zat – zat tersebut harus dihilangkan pada proses selanjutnya.
5)
Tangki Pengiriman
Air yang keluar dari
tangki penyimpanan dialirkan secara gravitasi kesoftener, tangki penyimpanan
air untuk process dan dipompakan untuk kebutuhan konsumsi domestic.
6) Softener
/ Demin plant
Kegunaan dari pada softener antara lain :
i. Menghilangkan / mengurangi kesadahan ( Hardness
) yang disebabkan oleh garam kalsium
dan magnesium dalam air.
ii. Mengikat alkalinity dari garam – garam alkali
( karbonat, bikarbonat, dan hidroksida )
iii. Mengikat zat – zat
padatan terlarut ( Dissolved Solids )
Pada proses ini ( untuk unit demin plant ) terjadi pertukaran dan
pengikatan Ion antara kat – ion kalsium, magnesium, dan kat – ion lainnya dalam
air dengan kat – ion hydrogen dalam resin. Proses pertukaran dan
pengikatan kat – ion dan an – ion akan barlangsung terus sampai kapasitas resin
menjadi jenuh, artinya resin tidak mampu lagi mengikat ion. Untuk mengembalikan
kapasitas resin tersebut, maka dilakukan
“ Regenerasi “ dengan asam sulfat atau natrium hidroksida.
7) Feed
Water Tank ( Tangki Air Umpan )
Air yang telah diproses oleh
softener kemudian di tampung dalam tangki air
umpan ( feed water tank ) sebagai tempat persediaan air untuk pengisian
boiler.
8) Daerator (
Thermal Daerator ) / Vacuum Daerator ( Layaot Daerator )
Fungsi dari pada Daerator antara lain :
i. Menaikan suhu
air umpan ( antara 80 - 100 0C )
ii.Menghilangkan
gas – gas korosif yang larut dalam air
umpan ( terutama oksigen
dan karbon dioksida )
9) Ketel Boiler
Akhirnya air
umpan masuk kedalam boiler untuk kemudian dirubah menjadi steam yang
selanjutnya digunakan untuk keperluan proses dan keperluan lainnya.
“ PENGENDALIAN DAN PENGOPERASIAN SERTA
PEMELIHARAAN AIR LIMBAH PABRIK “
UMUM
Pengawasan terhadap bahan pencemar air maupun
udara merupakan suatu keharusan dalam perkembangan dunia industri pada saat
ini. Asapun industri merupakan suatu aktivitas manusia yang menyebabkan adanya
buangan limbah berupa limbah cair, larutan padat dan gas-gas.
Adapun pada umumnya, limbah di industri dibagi
menjadi dua yaitu limbah organik dan an organik.Tapi harus kita ingat pada
umumnya limbah pertanian ataupun perkebunan bersifat organik.
Industri perkebunan kelapa sawit pada umumnya
menggunakan air yang cukup besar untuk pengolahan hal itu juga akan menimbulkan
hal sangat serius dalam penanganannya, jangan sampai limbah cair tersebut
berdampak kelingkungan sekitar dan bisa mencemari lingkungan seperti sungai
yang mana di kalimantan ini sungai merupakan hal sangat vital disamping untuk
transpotasi juga untuk kehidupan sehari-hari seperti mencuci, memasak maupun
beternak ikan jadi limbah haruslah dikelola sehingga kelangsungan ekosistem
sungai terjaga dan kehidupan masyarakat setempat tidak terusik dengan adanya
limbah.
a. Potensi Air Limbah
Dalam Pabrik kelapa sawit , air limbah bersumber dari 3 pengelohan yaitu:
1. Air buangan kondesat
dari stasiun Sterilizer
2.
Air buangan dari stasiun Klarifikasi
3. Air buangan
dari Claybath atau hydrocyclone
oleh karena adanya perbedaan
sifat dari air buangan stasiun kernel dengan air buangan dari stasiun
sterilizer maupun klarifikasi(air yang banyak mengandung banyak lemak), maka
sebaiknya air limbah pabrik kernel tersebut setelah zat padatnya dikurangai
melalui suatu pengendapan(seperti calsium pit).
b. Parameter
1. pH
adalah merupakan istilah yang lazim dan dapat dicek secara manual sehingga
parameter tersebut sangat jarang untuk kesalahan . Yang mana pH yang diharapkan
kisaran 6 – 9 , pH tersebut pada level netral dan sudah ada perombakan karena
pH asal dari Pabrik Kelapa Sawit kisaran 4 – 4.5 dan kenapa pH bisa naik dari 4
menjadi 7 hal itu dikarenakan salah satu faktor aktiftas dan kehidupan mikro
organisme.
2.BOD(biological
Oxygen Demand)
BOD merupakan jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh organisme untuk menguraikan bahan organic secara biologis
didalam air buangan pada waktu dan suhu tertentu.Lebih banyak bahan organic,
lebih banyak pula oksigen yang diperlukan oleh organisme. Dengan kata lain lebih banyak bahan –bahan organic
pada air buangan itu, maka lebih besar BOD nya.
3.COD(Chemical Oxygen Demand)
COD merupakan
jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik secara kimiawi.
4. Total Solid(TS)
Total Solid merupakan jumlah seluruh bahan padatan yang terkandung didalam
air limbah yaitu partikel yang sukar larut dan mengendap.
5.Suspended Solid(SS)
Suspended Solid merupakan jumlah partikel yang tidak larut ataupun
mengendap. Partikel ini mengapung atau melayang didalam air limbah.
c. Usaha Penanggulangan Pecemaran
Perlakuan secara biologis
yaitu dengan pembiakan bakteri, dengan adanya perombakan limbah segar oleh
bakteri tersebut maka sudah ada perubahan-perubahan sifat dari limbah tersebut
seperti pH ,TS,SS, maupun BOD yang mana jika dalam pengaplikasian sudah sesuai
standart bahkan lebih umpama terjadi seperti tumpahan limbahpun tidak akan
langsung terjadi perubahan yang frontal.
d. Pengendalian air limbah dengan cara fermentasi.
Sebelum air buangan pabrik
( Raw Effluent )dialirkan pada proses fermentasi, maka harus melalui tahap
sebagai berikut:
- Air buangan ( air limbah
) yang berasal dari stasiun rebusan dan klarifikasi dipompakan ke tanki
pemisahan minyak ( Sludge Oil Recovery Tank ) atau Fat Fit. Tujuannya adalah
pengurangan kadar minyak pada suhu yang masih tinggi.
- Penurunan suhu limbah
dilakukan dengan cara mengalirkan ke tanki pendingin (cooling tower) atau
melalui aliran parit yang panjang dan terbuka.
Setelah air limbah pabrik melalui tahap diatas, maka air limbah selanjutnya
dikendalikan dengan fermentasi.
Pengendalian air limbah dengan fermentasi dapat dibagi dalam 2 sistem
fermentasi anaerobik dan fermentasi aerobik. Dan di perkebunan Kelapa Sawit
Sistem tersebut pada umumnya di pakai karena murah dan praktis cuma perlu lahan
yang cukup luas.
*Fermentasi
Anaerobik
Air limbah PKS mengandung senyawa organik maupun an organik. Senyawa
organik lebih mudah mengalami pemecahan dari pada senyawa an organik. Bahan-bahan
organik yang terkandung dalam air limbah PKS dapat dirombak oleh mikrobia, baik
secara anaerobik maupun secara aerobik. Keberhasilan perombakan bahan organik
tergantung pada jenis mikrobia dan kondisi substrat. Reaksi pemecahan dalam
fermentasi terdiri dari tahapan tahapan yang dikatalis oleh berbagai enzim yang
diproduksi oleh mikrobia. Kecepaatan reaksi perombakan bahan organik secara
biologi tergantung jumlah mikrobia yang terkandung , jenis mikrobia yang dapat
saling mendukung dalam perombakan, sifat substrat dan faktor lingkungan. Adapaun
tugas utama mikrobia tersebut adalah memecahkan berbagai macam senyawa organik
komplek menjadi sederhana selanjutnya perombakan senyawa asam organik menjadi
methane dan disebut bakteri methane. Reaksi perombakan secara anaerobik dapat
dilihat pada persamaan reaksi berikut ini:
Tahap I
Bakteri
anaerobik
Bahan
organik
-------------------------------------------> asam organik + CO2+H2O+energi
Penghasil asam
Tahap II
Bakteri
anaerobik
Bahan
organik
-------------------------------------------> asam organik + CO2+H2O+energi
Penghasil methane
Bakteri yang
aktif dalam perombakan ini adalah bakteri Metanogenik.
Beberapa faktor
yang diperhatikan untuk mengefektifkan reaksi fermentasi antara lain:
1.1
pH
Air limbah Pabrik Kelapa Sawit
1.2
Mikro
organisme katalis
1.3
Retention
time
1.4
Suhu
1.5
Inhibitor
1.6
Zat-zat
yang berlemak tidak boleh terlalu tinggi
* Fermentasi Aerobik
Air limbah yang keluar dari kolam Anaerobik masih mengandung bahan organik
yang diketahui dari nilai BOD dan COD. Senyawa tersebut sudah sulit dirombak
oleh mikroorganisme anaerobik, maka harus dilanjutkan dengan perombakan secara
aerobik. Berbeda halnya dengan fermentasi anaerobik , pada aerobik diperlukan
oksigen dalam proses perombakan baik oksidasi dengan katalisator mikroorganisme
maupun dengan katalisator kimia. Oleh sebab itu , pada fermentasi
aerobiksebelumnya dilarutkan oksigen dalam air limbah dapat dilakukan dengan
berbagai cara yaitu dengan komprrssor , blade dan dengan paddle. Kelarutan
oksigen tergantung dari kontaknya oksigen dengan air limbah. Kandungan oksigen
terlarut dalam kondisi tertentu dapat mencapai 14 ppm. Air limbah yang memasuki
kolam aerasi mengandung BOD antara 1000 – 3000 ppm dan COD 1500 – 6000 ppm ini
tergantung dari sistem fermentasi anaerobik yang dilakukan. Berdasarkan ini
dapat dihitung berapa jumlah oksigen yang akan diberikan selama fermentasi
aaerobik.
Fermentasi aerobik dapat berjalan apabila dalam air limbah terdapat DO
minimal 2 ppm, maka untuk mempercepat fermentasi aerobik perlu diaerasi pada
kolam aaerasi.
Tahapan fermentasi aerobik adalah sebagai berikut:
- Kolam
Fakultatif
Pada kolam fakultatif
terjadi fermentasi aerobik yaitu pada bagian ujung kolam. Lamanya disini
dipengaruhi luas dan dalam kolam. Hal ini akan mempengaruhi absorbsi udara dari
atmosfir. Kandungan DO yang berasal dari udara berkisar 7 – 8 ppm tergantung
retention time.
- Kolam Aerasi
Pada kolam aerasi terjadi pelarutan oksigen dengan menggunakan mekanik.
Pada kolam ini air limbah ditahan selama
+/- 10 hari . Pada masa tersebut sudah
dapat berlangsung proses oksidasi, sehingga BOD menurun.
oke trima kasih
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusApabila ingin mendapatkan info lebih lanjut mengenai proses pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit kami menyediakan KONSULTASI GRATIS dengan Kontak dibawah ini.
BalasHapusHormat Kami
Asia Service-Penyedia Jasa Konstruksi Pabrik Kelapa Sawit dan Mesin Sawit beserta Komponennya/Sparepartnya.
Bp.Fendy
founder
www.AsiaService.co
Office: 0617366885
Mobile:08126312188
Kami dari perusahaan Asia Service merupakan penyedia Jasa Konstruksi khususnya pembangunan Pabrik Kelapa Sawit mulai dari Design Layout Plant sampai dengan import dan Instalasi Mesin sawit ataupun pembuatan mesin sawit yg lokal beserta commisioning dan penyediaan sparepart mesin mesin pengolahan sawit seperti Screwpress,Digester , Bushing/ Bearing Housing,Roda Lori ,Cone Dll
Asia Service juga menyediakan Jasa Konstruksi pembuatan Conveyor dan Elevator serta melayani jasa pengecoran (foundry) dengan material Cast Steel,Cast Iron,Kuningan ,Bronze, Aluminium dan Material lainnya
Untuk Info Mengenai Produk dan jasa kami Silahkan Mengunjungi Website kami diatas.
19 April 2018 12.30
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower, evapko, chiller ,Boiler,waste water treatment,STP Oli Industri, defoamer anti busa Dll, harga nego, untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
BalasHapusWA:0813-1084-9918
Terima kasih